Isnin, 7 Oktober 2013

Libya wants answers over raid by US commandos PM suggests he was not informed of operation to seize alleged al-Qaeda man wanted for East Africa embassy bombings.

07 Oct 2013 12:47

 Libya has called for an explanation after the US captured a man it alleges is an al-Qaeda leader during a raid in Tripoli.

Ali Zeidan, Libya's prime minister, suggested on Sunday that his government was not informed of the plan before US commandos seized Nazih Abdul-Hamed al-Ruqai, known by his alias Anas al-Liby, in the Libyan capital on Saturday.

"The Libyan government is following the news of the kidnapping of a Libyan citizen who is wanted by US authorities," Zeidan said in a statement. "The Libyan government has contacted to US authorities to ask them to provide an explanation."

 US Secretary of State John Kerry said on Monday that the capture was "appropriate and legal".

The US top diplomat told journalists at a meeting of the Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) forum in Indonesia's Bali island that the US does "everything in its power that is appropriate and legal" to hunt down al-Qaeda members.

 But he added that Washington "does not go into the specifics" with foreign governments about operations such as the one that led to the capture of Libi.

 Liby is wanted by the US for his alleged role in the East Africa embassy bombings that killed 224 people in 1998. The US had offered $5m for information leading to his capture.

 US Secretary of Defence Chuck Hagel praised the US military on Sunday saying that the raid underlined the precision, global reach and capabilities of the US forces.

 George Little, a spokesman for the US Defence Department, said that Liby was being "lawfully detained by the US military in a secure location outside of Libya".

 Al Jazeera's Jeanne Meserve, reporting from Washington, added that even though the US had said that Liby would be interrogated where he was being held before he was brought to justice, it was unclear whether he would be brought to justice in a US courtroom or a miltary tribunal.

 'Work of piracy'

 Mohammed El-Hadi, Al Jazeera's correspondent in Tripoli, quoted Liby's wife as saying that he was seized as he headed to morning prayer by eight to 10 masked men.

"His wife saw the men getting out of two cars in front of the house … she added that the masked men immediately attacked him before he could get out of his car," our correspondent said.
"She said she was listening to them and heard some of them speaking in a Libyan dialect ... and some information indicated they were Libyan special forces.

" Nabih al-Ruqai, Liby's brother, blamed foreign troops for using illegal methods: "This is a work of piracy from foreign troops on Libyan land to kidnap my brother, they were supposed to present legal documents to the Libyan government and my brother should be tried here in Libya - like any Libyan."

 The raid in Libya coincided with a failed attempt in Somalia to seize Ahmed Godane, a leader of the al-Qaeda-linked group al-Shabab. The New York Times quoted an unnamed US security official as saying that the raid in Barawe was in response to the al-Shabaab assault last month on the Westgate mall in Kenya, which left at least 71 people dead.

Commenting on the attack, Kerry warned al-Qaeda fighters that they "can run but they cannot hide". Al Jazeera's Peter Greste, reporting from Somalia's capital Mogadishu, said US sources confirmed they had failed to capture or kill their intended target.

 In contrast to Libya's statement, Somalia's Prime Minister Abdi Farah Shirdo said "our cooperation with international partners on fighting against the terrorism is not a secret". "Understand me, that fighting is not a secret. And our interest is to get a peaceful Somalia and free from terrorism and problems."

Sumber: Al Jazeera

______________________________________________

Amerika yang biadap! Itu sahaja aku boleh cakap! Kau pertahankan kedaulatan kau dengan menceroboh kedaulatan orang lain!

Sabtu, 5 Oktober 2013

Terfikir secara tiba-tiba

'Bodoh'. Satu perkataan negatif untuk menunjukkan sesuatu entiti itu kurang ilmu dalam tindakan yang diambil atau disebutnya. Namun bila perkataan 'bodoh' itu di buang huruf 'h' , ia akan menjadikan maksud bodoh itu menjadi sangat esktrim. 'BODO' = Iaitu 'bodoh melampau'. Dan perkataan 'bodo' itu tiada dalam kamus dewan.

 Ada satu lagi perkataan yang rasanya tiada dalam kamus dewan, tapi sering digunakan oleh masyarakat Melayu marhaen, ia berasal dari perkataan 'bulu'. Bulu adalah sejenis rerambut yang sering tumbuh pada makhluk-makhluk hidup, dan ia boleh didapati dalam pelbagai jenis dan saiz. Bergantung kepada tempat ia ditumbuhkan oleh Allah.

 Namun, jika perkataan bulu ditambah imbuhan 'ber' didepannya, ia akan menjadi satu perkataan yang terus lari dari makna asalnya mengikut situasi. 'Berbulu' = Sesuatu yang ditumbuhi bulu atau dipenuhi bulu. Tapi, cuba gunakan perkataan itu ke dalam situasi di mana anda sedang angin atau panas dengan seseorang itu.

Contoh : "Berbulu betul aku dengan Encik Faris tu, berlagak nak mampus!" Makna kedua 'berbulu' ialah gabungan antara perasaan rimas+marah+tak senang+geram dan sakit hati Terus berubah makna asalnya, dan makna kedua bagi perkataan 'berbulu' ini tiada dalam kamus dewan. (tak silap saya) Orang Melayu memang kreatif dalam mengubahsuai!

Ahad, 29 September 2013

Aku hidup~

Salam. Phuh! nampaknya sudah lama aku tak update blog aku ni. Pos ini adalah sekadar mahu memberitahu yang aku sebenarnya masih lagi aktif dalam dunia blog. Kebelakangan in sahaja saya sibuk sedikit, akan datang saya akan membuat beberapa review mengenai beberapa buah filem dan buku yang saya betul-betul nak merepek di sini. Cuma masih belum sempat untuk menulis saja. Yosh!

Khamis, 18 April 2013

CIIA: AS Politisir Dan Dramatisasi Insiden Bom Boston Untuk Hantam Umat Islam


CIIA: AS politisir dan dramatisasi insiden bom Boston untuk hantam umat Islam Saif Al Battar Kamis, 7 Jumadil Akhir 1434 H / 18 April 2013 10:08 JAKARTA (Arrahmah.com) – Dunia sepertinya sangat bersimpati ketika terjadi insiden bom di garis finish lomba Marathon di Boston beberapa waktu yang lalu. Hampir seluruh pemimpin negara menyampaikan belasungkawa dan simpati mereka kepada para korban tragedi tersebut. Hanya tiga orang yang tewas, namun simpati dunia sudah langsung tertuju kepada Amerika yang menjadi korban serangan. Berbanding terbalik jika korban tewas adalah umat Islam. Di Suriah, Palestina, Myanmar, bahkan terakhir di Afghanistan serangan pasukan AS menewaskan belasan anak-anak tak bersalah, tidak banyak yang memberikan rasa simpatinya seperti simpati tragedi bom Boston.

 Melihat hal tersebut, Islampos.com meminta tanggapan dari seorang pakar pemerhati kontra terorisme ustadz Harits Abu Ulya yang juga Direktur CIIA. Menurut beliau ada beberapa hal yang perlu dilihat dari insiden bom Boston. Pertama, dari peristiwa ini menggambarkan betapa emosional dan tidak rasionalnya masyarakat Amerika menghadapi teror. Investigasi obyektif belum dapat mengungkap pelakunya tapi masyarakat Amerika sudah curiga bahkan menuduh entitas muslim sebagai pelakunya.

 Kedua, sentimen terhadap muslim dan islamfobia makin kuat di masyarakat Amerika dengan adanya momentum bom Boston. Dan sejatinya ini adalah akumulasi panjang dari opini dan propaganda tentang terorisme yg diatribusi oleh media barat kepada Islam, jelasnya kepada islampos.com beberapa saat yang lalu. Dan terakhir menurut paparan beliau adalah bahwa ada kemungkinan jika Amerika tidak bisa menangkap pelaku serangan bom Boston, maka bisa dipolitisir dan didramatisasi insiden “bom boston”.

 “Jika pemerintah Amerika tidak bisa menangkap pelaku serangan bom Boston, kemungkinan besar Amerika akan mempolitisir dan mendramatisasi insiden tersebut sebagai sebuah aksi terorisme dan pemerintah Amerika akan menabuh genderang perang melawan terorisme jilid II pasca runtuhnya WTC. Dan tentu saja dampaknya kembali umat Islam akan jadi korban dan kambing hitam dari “state terrorism” Amerika dan sekutunya,” pungkasnya. - See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/04/18/ciia-as-politisir-dan-dramatisasi-insiden-bom-boston-untuk-hantam-umat-islam.html#sthash.mRjvzb4r.dpuf -

See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/04/18/ciia-as-politisir-dan-dramatisasi-insiden-bom-boston-untuk-hantam-umat-islam.html#sthash.mRjvzb4r.dpuf

Sabtu, 6 April 2013

RUROUNI KENSHIN



Rurouni Kenshin jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Melayu bermaksud Kenshin Si Pengembara. Kewujudan Rurouni Kenshin adalah berasal dari manga hasil ilham kreatif dari mangaka Nobuhiro Watsuki. Kemudiannya ia telah diterjemahkan ke dalam berbagai bentuk francais seperti anime, ova, dan permainan video pelbagai pelantar. Dan yang paling menggemparkan, semestinya dalam bentuk filem aksi-sebenar yang diterbitkan sekitar bulan Ogos 2012, tahun lepas. Sebagai peminat sejati Samurai X (nama lain bagi Rurouni Kenshin) akhirnya saya telah melunaskan dendam saya setelah sekian lama menderita menunggunya.

Baik, saya akan menceritakan dari dua sudut pandang, iaitu sudut pandang sebagai seorang peminat siri manga dan animenya dan dari sudut pandai sebagai seorang peminat filem.

Sebagai seorang peminat setia siri asalnya, saya berasa sedikit kecewa dengan filem ini. Saya sudah menjangkakan kekecewaan ini akan dialami juga walaupun dengan hanya menonton trailernya sahaja sebelum ini. Ternyata telahan saya benar.

Seperti yang telah dijangkakan. Sewaktu saya menonton trailer itu saya sudah berasa pelik. Selain Kenshin Himura, trailer itu telah mendedahkan watak Kaoru Kamiya, Yahiko Myojin, Sanosuke Sagara, Jine Udo, mamat spek (lupa nama), Hajime Saito dan satu watak yang saya jangkakan itu adalah Aoshi Shinomori. Dari ini sahaja saya sudah agak jalan cerita filem Rurouni Kenshin ini pastinya telah diubahsuai dengan agak radikal dan tanpa belas kasihan. Kerana apa? Kerana jarak Kenshin untuk bertemu dan berkonflik  dengan setiap watak-watak di atas ini memakan berepisod-episod siri manga dan juga anime, berjam-jam woh!. Terutamanya pertemuan di antara Kenshin dan Hajime Saito untuk kali kedua selepas Perang Boshin. Kerana jarak untuk Kenshin bertemu dengan Hajime Saito itu agak jauh dengan episod Kenshin bertemu dengan Jine Udo. Jadi, saya tidak boleh membayangkan bagaimana pihak produksi filem ini mahu menyumbat semua watak dalam satu filem yang memakan masa lebih kurang dua jam ini (ingat Spiderman 3?). Jika dibandingkan dengan siri anime, perjalanan untuk Kenshin bertemu mereka ini memakan jumlah jam yang berjam-jam, macam siri drama. Argh tidak..!!

Lalu selepas menontonnya, ya (TT TT) wuwuwu~ Ia sangatlah berbeza dengan jalan cerita asalnya! Semuanya telah diubah. Episod-episod siri asalnya pun telah dicampur-campur dan dicincang-cincang teruk. APA PASAL JINE UDO YANG JADI BATTOUSAI PALSU TU?! (TT TT) Padahal Jine punya kisah jauh dan tidak ada kena mengena dengan episod battosai palsu tersebut di dalam manga dan anime. Walaupun Jine Udo itu sangat jahat, tetapi dia masih tetap berintegriti dan tidak akan menggunakan nama orang lain atas kejahatannya! Dia jujur dengan kejahatannya. Ia sangat berbeza di dalam filem. Kemudian, kenapa Kenshin jumpa Yahiko ketika Yahiko sudah bersama Kaoru?! (TT TT) , paling tak tahan pertemuan Kenshin dan Sanosuke Sagara, JUMPA DI DALAM PENJARA?!!!! What da fur?!!! Jauh berbeza dengan pertemuan asal mereka. Pertemuan asal Kenshin dan Sanosuke sangat cool!!! Tidak seperti dalam filem!! Mereka bertemu di kedai makan kemudian ada sekumpulan kaki minum buat kacau dalam kedai makan tu. Lepas itu Sanosuke jadi hero di situ dan mula membuatkan Kenshin agak tertarik dengan Sanosuke. Bukan dalam penjara! (TT TT). Banyak lagi perkara-perkara asal yang dicincang di dalam filem ini. Satu lagi, kenapa yang melindungi tokan opium itu bukan Aoshi dan Oniwabanshu?!! Tiba-tiba diwujudkan pula watak yang tidak ada dalam siri asal. Sepatutnya Aoshi Shinomori!!! (TT TT) Kenshin akan berjumpa dengan Aoshi dahulu sebelum Hajime Saito. Nampak macam Hajime Saito langkah bendul pula. Argh! Memang hancus!

Mari kita lihat dari sudut perwatakan pula. Dari segi ‘design’ kostum dan persolekan, saya agak berpuas hati. Mungkin tidak sama sebiji-sebiji  seperti dalam manga dan anime, tetapi ia masih bejaya menonjolkan watak apa yang pelakon-pelakon ini wakilkan. Tiada masalah tentang itu. Namun dari segi perwatakan itu sedikit bercampur-campur. Ada okay dan ada yang tidak. Kenshin Himura nampak sangat mandom (gloomy)  ketika dia sudah bersara dari menjadi Battosai dan bertemu Kaoru. Sedangkan perwatakan asalnya dalam manganime, beliau seorang yang sangat sangat ceria dan bersikap ‘happy-go-lucky’. Beliau hanya mandom ketika menjadi Battousai. Agak tidak kena di situ dan perkara ini sepatutnya tidak terjadi kerana beliau adalah tonggak dan ikon utama yang akan dinilai oleh peminat asal Rurouni Kenshin. Kaoru Kamiya juga sama. Beliau merupakan seorang yang sangat kecoh, mulut murai serta sangat aktif dan ‘energetik’. Namun di dalam filem ini, Kaoru adalah kontra kepada itu semua. Dia agak ‘innocent’ dan juga ‘gloomy’ di dalam filem ini. Namun, watak Hajime Saito aku berpuas hati, agak sama dengan watak dalam siri asal. Yahiko pun boleh tahan.  Sanosuke agak bercampur-campur. Memang betul perwatakan dia agak kasar serta kecoh, tetapi dia bukanlah tidak berotak. Malah dia sangat idealis! Itu yang membuatkan Kenshin tertarik dengannya pada konflik pertama beliau dengan Sanosuke. Saya jauh lebih suka pertemuan asal Sanosuke dengan Kenshin di dalam manganime dari yang di dalam filem.

Uh~ Sebagai peminat siri asal Rurouni Kenshin, filem ini agak kurang menjadi. Saya tahu mungkin agak sukar untuk menterjemahkan bulat-bulat siri asalnya ke dalam bentuk filem. Saya sebenarnya tidak kisah jika pihak produksi ingin mengubah suai sedikit jalan ceritanya, TETAPI UBAHSUAIAN INI SANGAT-SANGAT MELAMPAU!! DICINCANG HABIS-HABISAN!! SAMPAI LUMAT!! (TT TT) Adoi~


Rehat sekejap~ ………………………………………..


Baik, sekarang saya akan ulas dari sudut sebagai seorang peminat filem samurai. Apa yang saya boleh katakan ialah WOWW!!!!! FUYOHHH!!!!! AWESOME!!!! Saya memang puas hati!!! Saya dah tak ingat saya ulang tonton filem ini berapa kali! Segala-galanya menakjubkan!

Saya sangat suka ‘blending’ filem ini. Props, kesan khas, kualiti lakonan, sinimatografi. Dan yang paling mengujakan adalah adegan pertarungan yang ditampilkan. Penuh dengan pancungan-pancungan pantas yang tepat ke sasaran! Serta teknik-teknik bertahan dan serang yang memerlukan kemahiran pergerakan yang luar biasa! Bagi saya, adegan pertarungan di dalam Rurouni Kenshin sama hebat seperti dalam siri asal manganimenya. Memang ia tidak ikut secara bulat-bulat seperti dalam manganime, tapi saya sangat puas hati tentang ini! Tiada ragu bak kata Amy Mastura dan Aqasha. Malah Kenshin diberi nilai tambah lagi di dalam filem ini iaitu dia juga ditampilkan sangat mahir dalam tempur kosong tanpa pedang. Di dalam siri asal, Kenshin tidak ditunjukkan mahir dalam judo. Saya suka ini!

Runut muziknya juga hebat. Ia sangat bertepatan dengan setiap maksud yang layar visual filem ini tampilkan. ‘Opening’ filem ini pun dah sejuk (kool)! Babak Jine cuba menafsir pedang Kenshin yang tertinggal itu juga sangat mengujakan dengan permainan muzik synthesizer yang ringkas, tapi berat! Pergh! Hans Zimmer bukanlah kepastian bagi satu runut muzik yang berkualiti. (Saya sebenarnya kurang gemar muzik runut Transformers yang Zimmer buat).

Props dan setting filem ini juga sangat berkualiti dan bagus! Serius atmosfera filem ini memang sangat kena dengan siri asalnya. Paling aku agak terkejut, dapur dojo Kaoru sejibik sama dengan yang ada dalam anime! Susun atur dan peralatannya juga sama! Wao!

Kebiasaannya filem-filem Jepun berentak perlahan, ‘slow pace’ kata orang. Terutamanya filem yang bercorak purbawara, lagilah ‘slow pace’ (boleh rujuk Twilight Samurai, Zatoichi, When The Last Sword is Drawn dan lain-lain). Namun, Kenshin menongkah itu semua! Rentaknya tidak perlahan, tidak pula terlalu pantas, sedang-sedang kata orang, dan sangat sesuai untuk peminat Transformers (Apa kena mengena Kenshin dengan Transformers?). Saya sebenarnya tidak kisah sangat filem ‘slow pace’ ni. Namun selalunya untuk strategi komersil, ia sesuatu yang kurang laris untuk dijual di pasaran, melainkan filem itu dijual pada masyarakat pencinta seni. Penilaiannya akan jadi lain. 13 Assasins adalah contoh sebuah filem Samurai yang ‘fast pace’ serta lari dari adunan filem samurai tradisional Jepun seperti Lone Wolf and Cub, tetapi masih mengekalkan identiti dan roh sebuah filem Samurai yang tradisi (Aku suka 13 Assasins!!).

Dari perwatakan setiap watak yang ada di dalam Rurouni Kenshin ini, sebagai peminat filem Samurai, aku tiada masalah langsung!! Diulangi tiada masalah langsung! Malah aku semacam best pula melayan Rurouni Kenshin dalam satu suasana yang baru dan 'gloomy'. Takeru Sato nampaknya sangat-sangat menghayati perwatakan Kenshin Himura. Sebelum ini aku agak ragu-ragu apabila diberitakan bahawa Takeru Sato akan memegang watak Kenshin. Aku kurang yakin dengannya. Biarlah orang lain asalkan jangan dia. Namun selepas menonton filem ini, aku berpuas hati dengan penghayatannya sebagai Kenshin Himura. Tiada Ragu kata Amy Mastura. Kaoru pun cun! Aku macam jatuh cinta laks kat dia! Ahaks :P (sebenarnya aku suka Misao Makimachi dalam siri manganime).

"Jadi, hang suka atau tidak filem ini?!" tanya anda kepada saya. Saya pun dah pening kepala! Semacam ada ‘split personaliti’ pula. Jawapan saya, saya suka dan tak suka filem ini! Kalau saya suka kenapa saya membebel panjang lebar tentang betapa negatifnya filem ini? Kalau saya tak suka pula kenapa saya ulang tonton filem ini berkali-kali? Argh! Pening-pening!!

Diberitakan bahawa untuk sambungan filem ini, pihak produksi akan mula ikut jalan cerita asal (mungkin dah kena ‘sound’ gila-gila kot dengan peminat fanatik). Aku tak kisah kalau nak rombak jalan ceritanya, aku faham bahawa medium filem tidak sama dengan medium anime, tidak sama dengan medium manga. Tapi, janganlah rombak tahap melampau-lampau sangat.


Kesimpulannya, Rurouni Kenshin adalah sebuah filem samurai berpaksi manga yang anda tidak boleh lepaskan. Malah saya tidak akan maafkan anda jika anda tidak beli DVDnya. Beli yang ORI weyh!!!


Rabu, 13 Mac 2013

Unstoppable





.
FUUUU….!!!! Filem ini memang betul-betul membuatkan jantung anda berdegup kencang! Tidak syak lagi, inilah filem Tony Scott yang terbaik pernah aku tonton.Sebenarnya filem ini terbitan 2010. Kenapa pulak saya lewat tonton. Oh tidak, saya tidak lewat tonton, tapi saya cuma lewat buat ulasan.  Ah~ kalau betul pun saya lewat tonton dan lewat buat ulasan siapa kisah? Inikan blog saya.. Haha..

Seperti biasa, Tony Scott mengupah Denzel Washington untuk memacu filem ini. Suka betul dia dengan Denzel ya. Ah, saya tak kisah pun, lagipun Denzel Washington punya lakonan memang gred A punya. Bagi sajalah filem jenis apa pun, dia bawa selamba saja. Aku tak tahulah KRU mampu ke tak nak ambil pelakon-pelakon Hollywood gred A ni berlakon. Apa yang aku tengok Vikingdom punya pelakon tu semuanya gred B. John Foo tu pun baru-baru jer nak naik dalam industri. Dominic Purcell pun kurang famous di Hollywood tu. 

Beza pelakon gred A dan gred B Hollywood ini ialah, pelakon gred A selalunya memang memilih lakonan sebagai minat yang mendalam. Jadi bila kita lihat lakonan mereka dah macam betul-betul dah, cara gelak, cara marah, cara jahat dia. Kebanyakkannya pelakon-pelakon gred A Hollywood ini juga mempunyai latar belakang pelakon teater atau yang berkaitan dengan seni persembahan. Kualiti lakonan pelakon gred A juga sentiasa konsisten. Mereka akan all-out walau apa genre filem yang mereka lakonkan. Mereka juga sangat memilih dalam berlakon. Dan mereka juga selalu dicari pengarah yang juga gred A.  Kebiasaannya filem-filem pelakon gred A ni ‘think louder than action’ dan selalunya filem-filem mereka mencapai taraf kotak-pejabat (box office).

Tetapi, berlainan pula  dengan pelakon Gred B. Mereka ini selalunya jenis berlakon untuk cari makan. Kalau perasan, kebanyakkan filem-filem pelakon gred B ni dia ‘straight-to-video’ punya filem. Yalah, kebanyakkan filem gred B ini dihasilkan oleh pengarah-pengarah yang bercita-cita besar tapi tiada bajet. Selalunya kualiti lakonan pelakon gred B ini tak seimbang, adakala bagus, adakala ‘noob’ habis. Cara ketawa pun macam beritahu kita ‘ah, kau bayar aku ciput. Pasal pulak aku nak all-out’. Selain itu, filem-filem pelakon gred B ni juga selalunya jenis yang ‘action louder than think’. Tak payah banyak fikir, layan saja. Habis tengok kita akan lupa filem tersebut dan tak kisah pun untuk men’delete’nya selepas menonton. Berlainan dengan filem gred A. Usai menonton siap ada perbincangan khas lagi kita dengan member-member yang sudah tonton sama ada Lenoardo De Caprio masih berada dalam mimpi atau tidak di penghujung ‘Inception’.

Lagi satu, pelakon gred-B ni jenis rembat saja movie apa yang boleh.  Dan semestinya bayaran untuk mereka lebih rendah dari pelakon gred A. Takkan John Foo nak minta bayaran kat Yusri sama macam Ridley Scott bayar Sam Worthington, ye tak? Maunya KRU makan meggi berbulan-bulan, ke tahun?
Tetapi anda jangan pandah rendah kepada pelakon-pelakon gred B nih. Mereka ada peminat-peminat yang tersendiri. Kerana bukanlah semua filem-filem gred B ni tidak berkualiti walaupun majoritinya begitu. Sebagai contoh, sila layan ‘The Prodigy’. Anda nilai sendiri. Filem ini sangatlah gred B-nya sampai ada orang Amerika sendiri tak pernah dengar pasal filem ini. Saya yang berada di ceruk kampung kat Kedah pulak dah tonton. Bajet murah, tapi hasilnya.. F’uuu..! Sometime quality is not about budget. Pergh~ speaking pulak saya. 

Sebenarnya ada satu lagi gred bagi jenis pelakon ni, gred AB. Dah macam jenis darah pulak. Gred AB ni adalah pelakon-pelakon yang dua-dua jenis filem dia kedaghah kata oghang Kedah. Dia boleh tukar-tukar macam sesumpah. Filem gred B dia layan untuk cari makan, dalam masa yang sama pengarah gred A juga mencarinya untuk menjadi pelakon pembantu, kerana pelakon gred A tidak semestinya boleh menjadi pelakon pembantu yang baik. Mungkin juga kerana pengarah dan penerbit filem gred A minat dengan karisma mereka. Contoh terbaik Christoper Walken.

 Pelakon gred AB ini hidup dua alam. Mereka fleksibel dan kebiasaannya pelakon gred AB ini lakonannya sehebat gred A kadangkala kurang, tetapi tidak seteruk gred B. Jarang-jarang setaraf Oscar namun ada tapi tidak pernah menang. Dan lakonan mereka juga agak konsisten. Nama-nama yang terkenal untuk gred AB ni ialah Van Damme, Michael Jai White.

Waah… aku sudah melalut jauh ni! Jauh betul. Jauh lima perenggan. Baik kita u-turn balik. Unstoppable mengisahkan sebuah keretapi kargo yang telah hilang kawalan akibat kecuaian manusia. Dengan muatan 1000,000 tan kargo dipenuhi dengan bahan-bahan radioaktif, serta kelajuan yang mencecah 70 batu sejam, ia memang sebuah peluru berpandu! Dan yang paling merbahaya apabila kelajuan yang tidak boleh diperlahankan itu akan mengakibatkan  keretapi kargo tersebut akan terkeluar dari landasan di sebuah selekoh di Stanton, di mana kawasan itu dipenuhi dengan kilang-kilang kimia. Bayangkan apa akan terjadi jika itu berlaku?

Setelah berbagai usaha dijalankan untuk menghentikan keretapi tidak berpemandu itu namun, ia masih gagal. Lalu tanpa diminta,  dua orang pekerja syarikat keretapi berkaitan menawarkan diri untuk membantu. Frank (Denzel) seorang pemandu veteran yang mempunyai krisis dengan syarikatnya, manakala Will (Chris Pine) seorang pelatih baru yang menghadapi  krisis rumahtangga akibat salah faham yang kelakar. Dengan pengalaman dan sikap yang jauh berbeza di antara satu sama lain, mencapai persefahaman dalam definisi bekerjasama itu agak sukar pada pertemuan pertama mereka. Tetapi bila ia membabitkan soal pengorbanan untuk orang tersayang, mereka mula mencapai kata sepakat. Berdasarkan pengalaman bertahun-tahun membawa keretapi kargo, Frank berusaha untuk menghentikan keretapi itu.
 
Namun, ‘theory is practical in a perfect world’. Menghentikan keretapi itu sangat mudah bila ahli fizik bercerita, tetapi dunia yang tidak sempurna menceritakan sebaliknya. Lalu usaha untuk menghentikan kereta api ini bukan sahaja menjadi medan tuding-menuding antara satu sama lain, ia juga menjadi medan pertembungan idea-idea ortodoks dan bukan ortodoks untuk menghentikan keretapi itu di antara, Frank, Will, Connie (bhg pentadbiran syarikat),dan Oscar Galdvin (ceo.....kot...).
 
Selain itu, muzik runut yang dihasilkan oleh Harry Gregson William juga sangat-sangat sesuai dengan babak-babak aksi yang dipamerkan. Harry Gregson? Siapa dia? Tanya anda pada saya. Bagi kaki gamers, Harry terkenal dengan menghasilkan lagu tema game perisikan-ketenteraan Hideo Kojima, iaitu Metal Gear Solid. Sebenarnya nama beliau adalah sebaris dengan komposer-komposer muzik filem yang terkenal seperti Hans Zimmer dan James Newton Howard. Beliau juga orang yang menghasilkan muzik runut untuk filem X-Men Origin, The Chronicle Of Narnia.


Dengan aksi-aksi yang disulami muzik runut yang hebat, maka debaran demi debaran mula menendang-nendang dada anda tatkala menelusuri rentapan adrenalin kembara-aksi ‘Unstoppable’. Secara seriusnya saya kata, inilah filem kembara-aksi yang bertemakan kelajuan-yang-tidak-dapat-dihentikan terbaik selepas filem ‘Speed’, ya! Keanu Reeves dan Sandra Bullock.

Yaargh~!! Akhir kata! Silalah berhati-hati dan cermat melakukan tugas-tugas anda, kerana kadangkala kecuaian yang kecil boleh mengakibatkan kesan begatif yang besar.

Unstoppable
1000,000, tan! 100,000 nyawa! 100 minit!

Jumaat, 18 Januari 2013

GERGASI



Gergasi? Yargh..! Khairul Nizam Khairani kembali lagi novel terbaru yang diberi nama Gergasi. Setelah menghasilkan dua karya bersama dengan PTS iaitu Kudeta dan Anarkis, kini beliau tampil dengan sebuah karya yang jauh berbeza konsepnya dengan dua karya yang terdahulu. Jika Kudeta dan Anarkis berkonsepkan ‘military-thriller’, Gergasi pula adalah berkonsepkan aksi-sains fiksyen!

Kulit Depan

    Pertama yang aku nak cakap ialah berkenaan dengan kulit depannya. Tidakkah anda berasa sesuatu apabila melihat rekabentuk kulit depannya  Apakah perasaan itu? Misteri? Teruja? Yaargh.. itu perasaannya. Kombinasi si makhluk besi dengan tajuk Gergasi seiring tona warna yang gelap itu sahaja sudah membangkitkan perasaan "Pergh!!" di dalam diri saya! 

    Walaupun biasan Orang Besi (sebut dalam bahasa Inggeris) itu ada, namun jika diteliti rekabentuknya, ternyata rekabentuk makhluk besi ini tampak lebih jantan dari yang itu. Pfftt.. Memang.. memang aku bagi 4 bintang untuk rekabentuk kulitnya. Malah inilah rekabentuk kulit yang terbaik di antara semua novel-novel FIXI buat masa ini.

Kualiti

    Bercakap berkenaan kualiti, saya memang berpuas hati dengannya. Kualiti percetakan dan kertas yang digunakan untuk Gergasi ini sangat memuaskan hati saya. Berbeza dengan novel FIXI pertama yang saya baca, Pecah. Sebaik sahaja kertas plastik dibuka, dan fizikal aslinya mula bercumbu dengan tanganku ini, perkataan FUYYOO~!! mula terlepas dari gua. Terasa seperti novel  Stephen Coonts berada di tangan, fuuu… Smart-smart. Tak silap aku, jenis kertas yang digunakan untuk Gergasi ini agak mahal, lupa pula aku apa nama jenis kertas ni. Kertas ni yang bagusnya ia agak tidak ‘striking’ mata kita untuk satu pembacaan yang lama.

    Jika kualiti percetakkannya sudah begitu berkualiti. Bagaimana pula isinya?

Gergasi 

Okay, aku salin dan tampal sahaja untuk sinopsisnya ini,

          "Tahun 1511. Di kala kota Melaka sedang diserang, muncul gergasi misteri yang digelar Batara Waja membantu hulubalang tempatan menghadapi askar Portugis. Namun dalam satu pertempuran, Batara Waja tiba-tiba hilang…

500 tahun kemudian. Siti Nuraini, seorang kurator di Muzium Negara, yang bersahabat dengan seorang pemuda bernama Rizal, telah menemui sebuah artifak aneh. Namun artifak itu hilang sewaktu dalam simpanan muzium. Kotaraya kemudiannya digemparkan dengan kemunculan gergasi yang membunuh manusia-manusia tertentu – dan lagenda Batara Waja kembali.

Rizal mengalami mimpi-mimpi aneh berkaitan gergasi tersebut dan sering pitam. Suatu hari, muncul seorang lelaki bernama Hu Xien yang memberitahu Rizal bahawa Rizal ada kaitan dengan kemunculan GERGASI itu!

        Jadi.. apakah bentuk kaitan Rizal dengan Gergasi itu? Sila dapatkan ia di pasaran sekarang! Tunggu apa lagi weyh..?!

       Setahu aku, ini adalah novel pertama dari Khairul Nizam setelah beliau bersama PTS untuk dua karya yang sebelumnya. Apa yang aku nampak, naskhah Gergasi ini telah mendedahkan satu sisi lain bagi penulisnya. Jika anda yang sudah membaca Kudeta dan Anarkis, anda pasti akan dapat tangkap perbezaan cara penyampaian cerita Khairul Nizam Khairani ketika beliau bersama PTS dan ketika bersama FIXI. Gaya penulisannya kali ini agak ‘all-out’. Tidak tertahan-tahan seperti ketika bersama PTS dahulu. Sebagai contoh, antagonis di dalam Gergasi tidak bercakap bahasa baku seperti di dalam Kudeta.

    Anda masih belum jelas? Baik saya bagi satu contoh.
        Antagonis PTS: “Cis! Bagaimana kamu menjaga mereka. Habis wang tebusan kita!”
       Antagonis FIXI: “*#@%$! Kau jaga bangsat-bangsat tu macam mana?! Kau nak bayar wang tebusan          celaka-celaka tu ke hah?! *#@%$ ”

        Begitulah lebih kurangnya. Perhatian, dialog di atas tiada kena mengena dengan mana-mana novel dari kedua-dua syarikat penerbitan terbabit. Sekadar imaginasi saya sahaja. Walaupun kelihatannya Khairul agak keluar-semua dalam Gergasi (all-out), tetapi ia masih terkawal. ‘All-out’nya dikenakan pada tempat yang lojik.

     Bagi mereka yang sudah biasa dengan stail debar-ketenteraan Khairul Nizam sebelum ini, anda mungkin sedikit berasa ringan dengan novel Gergasi, kerana cerita dan olahannya tidak seberat Kudeta dan Anarkis. Jadi ada sesetengah mereka yang mengatakan Gergasi ini kurang ‘umph’ berbanding Kudeta dan Anarkis. Namun mereka kena faham juga, Gergasi ceritanya lebih ke arah fiksyen-komikal manakala Kudeta dan Anarkis lebih ke arah realistik yang membabtikan isu-isu semasa. Tentu saja ‘blending’ kedua-duanya tidak sama.

      Biasalah, setiap karya ada pro dan kon’nya. Bagi saya, saya tetap suka Gergasi dan kedua novelnya yang terdahulu. Keduanya ada citarasa yang berlainan. Gergasi adalah bukti bahawa Khairul Nizam Khairani seorang penulis yang tidak terikat pada satu jenis genre sahaja. Walaubgaimanapun kebolehan menulis pelbagai genre juga bukan tiket jaminan kita akan dapat peminat dari semua genre yang kita sasarkan. Jadi Khairul, cabaran anda sekarang ialah bagaimana mahu mengekalkan peminat setia anda untuk tetap meminati apa sahaja karya anda walaupun berlainan genre. Jangan tanya saya, tanya Abang Ramlee.

        Sesetengah peminat mungkin membeli karya anda kerana terpikat pada novel anda yang pertama dan kedua, jadi bagaimana anda mahu mengekalkan momentum itu pada karya seterusnya. Untuk hal ini anda hanya berjaya setakat sampai Anarkis. Tetapi pemerhatian saya terhadap karya Gergasi, agak kurang berjaya. Kerana ada peminat anda yang mengatakan gaya anda dalam Gergasi ini kurang ‘umph’ (dia kata, bukan saya, Saya no hal). Jadi saudara Khairul Nizam, ini bukan salah genre sains-fiksyen yang anda bawa, tetapi dia kata dia lebih suka gaya penceritaan anda dalam Anarkis berbanding Gergasi (sekali lagi saya no hal).

         Namun bagi yang masih belum membacanya, anda jangan terus membuat persepsi salah atas ulasan ini. Bagi saya, wang anda berbaloi dilaburkan untuk Gergasi ini. Kualiti percetakkannya memang puas hati dan ceritanya pun agak berlainan dari sains fiksyen yang sama kelas dengannya. Kerana apa, ceritanya tidak seperti yang saya sangka sewaktu mula-mula melihat kulit depannya. Selain itu Gergasi juga cukup rencah untuk sebuah novel aksi-sains fiksyen yang optimum. Ada aksi, ada tekno, ada drama, misteri, ada jiwang. Namun perencah ini tidaklah dimasak habis-habis seperti Anarkis dan Kudeta. Kiranya macam Anarkis itu adalah masakan emak kita di rumah, Gergasi itu pula lauk yang kita makan di kedai makan, Lauk yang sama, tapi rasa tetap berbeza sedikit. Namun anda tidak rugi mendapatkannya.

Babak pilihan

     Babak ketika Aman, seorang tentera perisai SEADEF dari Malaysia melakukan serbuan maut ke Pulau Hainan untuk memusnahkan radar tentera Republik China Bersatu bagi memberi laluan jet pejuang Malaysia melakukan serangan. Tu ddia ayat takdak noktah. Babak ini serius aku cakap memang Gempar! Anda seolah-olah berada di tempat perang tersebut! Dalam masa yang sama ia sangat mendebarkan! Saya seolah-olah dapat membayangkan betapa dahsyatnya pertempuran di antara pasukan komando tentera perisai Malaysia dan tentera perisai China. Ganas! Babak itu juga agak mengharukan kerana misi ini seolah-olah misi tiket satu hala.

     Aman dan pasukan tentera perisainya terpaksa menuju ke depan walaupun serangan tentera-tentera perisai China dengan dibantu pasukan-pasukan tentera sokongan memberi tentangan yang hebat! Nyawa nombor dua, musnahkan radar adalah yang utama! Walaupun rakan-rakan lain telah gugur satu persatu, kesedihan perlu diabai, misi perlu dicapai. Saat itu sungguh kritikal! Phuh~!!

Kesimpulan

     Keseluruhannya Gergasi merupakan sebuah karya yang bagi saya wajib berada di dalam koleksi para peminat novel aksi semua genre. Walaupun ia berkaitan dengan teknologi robotik, nano, dan segala macam kecanggihan. Tapi tidak sefuturistik ‘overload’ yang anda sangka. Senang cakap latarnya lebih kurang macam Lock Out. Penjara kat angkasa lepas, tapi pak guard masih guna shotgun bukan pistol lazer. Dan di akhir cerita Gergasi, seolah-olah seperti akan ada sambungannya… Adakah jangkaan saya ini benar saudara Khairul Nizam Khairani?

*update terbaru. Adik sepupu saya darjah enam sangat meminati Gergasi. 
   


Khamis, 3 Januari 2013

Inna lillah, rezim Syiah Irak penjarakan 5000 muslimah sunni Muhib Al-Majdi

Kamis, 3 Januari 2013 12:15:49 BAGHDAD (Arrahmah.com) – Syaikh Dr. Harits bin Sulaiman Adh-Dhari, Sekretaris Jendral Organisasi Ulama Islam Irak, menyatakan bahwa PM Nouri Al-Maliki memerintah Irak dengan menempuh bahasa kekuatan dan penindasan. Bahasa Al-Maliki adalah bahasa para penguasa zalim dan diktator yang melabeli rakyatnya dengan label-label keji dan membungkam mereka dengan kekuatan senjata. Hal itu ditegaskan oleh syaikh Adh-Dhari dalam wawancara dengan stasiun TV Al-Jazera pada Selasa (1/2/2013) kemarin.

 "Jelas sekali Al-Maliki tidak mengambil pelajaran dan tidak tahu bahwa rakyat Irak adalah pemegang kehendak dan pelaku revolusi. Ialah bangsa yang telah menghadapi penjajah Amerika sehingga menimpakan kerugian besar dan menewaskan lebih dari 40 ribu tentaranya. Belum lagi kehancuran kendaraan-kendaraan tempur dan kerugian materi yang mencapai triliunan dolar." kata Adh-Dhari kepada TV Al-Jazera.

Menurut Adh-Dhari, tuntutan rakyat Irak yang saat ini menggelar demonstrasi masih jauh lebih kecil dari besarnya kezaliman dan penindasan yang dilakukan oleh rezim Syiah Nouri Al-Maliki. Namun telah jelas sekali bahwa Al-Maliki tidak mengindahkan sedikit pun tuntutan rakyat Irak. Apalagi tuan-tuan Al-Maliki, terlebih tuan-tuannya di Iran, tidak menyetujui tuntutan tersebut.

 Menjawab pertanyaan TV Al-Jazera tentang tuntutan pembebasan terhadap para wanita muslimah sunni yang dipenjarakan secara zalim oleh rezim Syiah Irak, syaikh Adh-Dhari menegaskan bahwa tuntutan tersebut tak lebih dari 1 persen besarnya kezaliman rezim Al-Maliki.

 Syaikh Adh-Dhari mengingatkan bahwa saat ini lebih dari 5000 muslimah suni masih mendekam di penjara-penjara rezim Syiah Irak. Bukan hanya 400 muslimah sunni, seperti digembar-gemborkan oleh kaki tangan rezim Al-Maliki. Di penjara Al-Kazhimiyah saja, terdapat lebih dari 500 tahanan muslimah sunni yang melahirkan bayi akibat diperkosa secara brutal oleh tentara dan sipir rezim Syiah Iran. 

 Syaikh Adh-Dhari menyebutkan bahwa PM Al-Maliki tidak akan melepaskan para muslimah sunni yang ditahan dalam penjara-penjara karena akan mengakibatkan terbongkarnya kebiadaban rezim Syiah Irak boneka NATO dan Iran tersebut.

 Demonstrasi-demonstrasi rakyat Irak yang selama tiga pekan terakhir berlangsung di sebagian besar propinsi dan kota, menurut Adh-Dhari, adalah gerakan rakyat bukan gerakan kelompok tertentu. Suku bangsa Arab, Kurdistan dan Turkman bersatu dalam aksi-aksi demo tersebut. Bahkan kota-kota dengan mayoritas penduduk Syiah seperti Karbala juga mengirimkan ribuan warganya untuk bergabung dengan para demonstran muslim sunni. (muhib almajdi/arrahmah.com)