Kamis, 3 Januari 2013 12:15:49
BAGHDAD (Arrahmah.com) – Syaikh Dr. Harits bin Sulaiman Adh-Dhari, Sekretaris Jendral Organisasi Ulama Islam Irak, menyatakan bahwa PM Nouri Al-Maliki memerintah Irak dengan menempuh bahasa kekuatan dan penindasan. Bahasa Al-Maliki adalah bahasa para penguasa zalim dan diktator yang melabeli rakyatnya dengan label-label keji dan membungkam mereka dengan kekuatan senjata. Hal itu ditegaskan oleh syaikh Adh-Dhari dalam wawancara dengan stasiun TV Al-Jazera pada Selasa (1/2/2013) kemarin.
"Jelas sekali Al-Maliki tidak mengambil pelajaran dan tidak tahu bahwa rakyat Irak adalah pemegang kehendak dan pelaku revolusi. Ialah bangsa yang telah menghadapi penjajah Amerika sehingga menimpakan kerugian besar dan menewaskan lebih dari 40 ribu tentaranya. Belum lagi kehancuran kendaraan-kendaraan tempur dan kerugian materi yang mencapai triliunan dolar." kata Adh-Dhari kepada TV Al-Jazera.
Menurut Adh-Dhari, tuntutan rakyat Irak yang saat ini menggelar demonstrasi masih jauh lebih kecil dari besarnya kezaliman dan penindasan yang dilakukan oleh rezim Syiah Nouri Al-Maliki. Namun telah jelas sekali bahwa Al-Maliki tidak mengindahkan sedikit pun tuntutan rakyat Irak. Apalagi tuan-tuan Al-Maliki, terlebih tuan-tuannya di Iran, tidak menyetujui tuntutan tersebut.
Menjawab pertanyaan TV Al-Jazera tentang tuntutan pembebasan terhadap para wanita muslimah sunni yang dipenjarakan secara zalim oleh rezim Syiah Irak, syaikh Adh-Dhari menegaskan bahwa tuntutan tersebut tak lebih dari 1 persen besarnya kezaliman rezim Al-Maliki.
Syaikh Adh-Dhari mengingatkan bahwa saat ini lebih dari 5000 muslimah suni masih mendekam di penjara-penjara rezim Syiah Irak. Bukan hanya 400 muslimah sunni, seperti digembar-gemborkan oleh kaki tangan rezim Al-Maliki. Di penjara Al-Kazhimiyah saja, terdapat lebih dari 500 tahanan muslimah sunni yang melahirkan bayi akibat diperkosa secara brutal oleh tentara dan sipir rezim Syiah Iran.
Syaikh Adh-Dhari menyebutkan bahwa PM Al-Maliki tidak akan melepaskan para muslimah sunni yang ditahan dalam penjara-penjara karena akan mengakibatkan terbongkarnya kebiadaban rezim Syiah Irak boneka NATO dan Iran tersebut.
Demonstrasi-demonstrasi rakyat Irak yang selama tiga pekan terakhir berlangsung di sebagian besar propinsi dan kota, menurut Adh-Dhari, adalah gerakan rakyat bukan gerakan kelompok tertentu. Suku bangsa Arab, Kurdistan dan Turkman bersatu dalam aksi-aksi demo tersebut. Bahkan kota-kota dengan mayoritas penduduk Syiah seperti Karbala juga mengirimkan ribuan warganya untuk bergabung dengan para demonstran muslim sunni. (muhib almajdi/arrahmah.com)
Memaparkan catatan dengan label Anti Syiah. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label Anti Syiah. Papar semua catatan
Khamis, 3 Januari 2013
Isnin, 17 September 2012
Iran secara rasmi mengakui tentera mereka berada di Syria untuk membantu Assad
Editor | Senin, 17 September 2012 -
06:16:06 WIB
Eramuslim.com | Media Islam Rujukan, Iran
menyatakan para penasihat dari pasukan elit Korp Garda Revolusi Iran berada di
Suriah dan menyediakan bantuan non-militer bagi pemerintah Suriah.
Pejabat militer Iran juga mengatakan bahwa Teheran mungkin mengambil tindakan militer jika sekutu terdekatnya itu diserang oleh pasukan asing.
Pernyataan komandan Garda Revolusi Iran, Mohammad Ali Jafari, hari Minggu kemarin (16/9) itu merupakan pengakuan resmi pertama mengenai kehadiran militer Iran di Suriah, di mana aksi penindakan keras pemerintah terhadap pemberontak oposisi yang telah berlangsung 18 bulan mengakibatkan ribuan orang tewas.
Media Iran mengutip Jafari yang mengatakan bahwa sejumlah anggota Pasukan Quds hadir di Suriah. Ia tidak menyebutkan berapa jumlahnya tetapi mengatakan mereka memberi bantuan intelektual dan konsultasi.
Pasukan Quds adalah unit Garda Revolusi yang dibentuk untuk menyebarkan ideologi Syiah Iran ke luar negara itu. Pasukan ini dituduh merencanakan serangan-serangan di Irak sejak tersingkirnya mendiang diktator Saddam Hussein.
Para pejabat Amerika bulan ini menyatakan bahwa Irak memfasilitasi pengiriman senjata ke Suriah dengan membuka wilayah udaranya bagi pesawat Iran. Baghdad menyangkal tuduhan tersebut.(fq/voa)
Pejabat militer Iran juga mengatakan bahwa Teheran mungkin mengambil tindakan militer jika sekutu terdekatnya itu diserang oleh pasukan asing.
Pernyataan komandan Garda Revolusi Iran, Mohammad Ali Jafari, hari Minggu kemarin (16/9) itu merupakan pengakuan resmi pertama mengenai kehadiran militer Iran di Suriah, di mana aksi penindakan keras pemerintah terhadap pemberontak oposisi yang telah berlangsung 18 bulan mengakibatkan ribuan orang tewas.
Media Iran mengutip Jafari yang mengatakan bahwa sejumlah anggota Pasukan Quds hadir di Suriah. Ia tidak menyebutkan berapa jumlahnya tetapi mengatakan mereka memberi bantuan intelektual dan konsultasi.
Pasukan Quds adalah unit Garda Revolusi yang dibentuk untuk menyebarkan ideologi Syiah Iran ke luar negara itu. Pasukan ini dituduh merencanakan serangan-serangan di Irak sejak tersingkirnya mendiang diktator Saddam Hussein.
Para pejabat Amerika bulan ini menyatakan bahwa Irak memfasilitasi pengiriman senjata ke Suriah dengan membuka wilayah udaranya bagi pesawat Iran. Baghdad menyangkal tuduhan tersebut.(fq/voa)
Sumber: Era Muslim
Isnin, 23 Julai 2012
Anggota Milisi Syi'ah Shabiha, memperkosa dan membunuh demi 450 USD per bulan
Siraaj Selasa, 17 Juli 2012 08:45:09
Dia berubah menjadi pembunuh dan pemerkosa bayaran sejak
bergabung menjadi anggota milisi Syi'ah Shabiha. Dia membunuh dan memperkosa
demi bayaran yang setara dengan 450 USD per bulan plus bonus, sebelum dia
ditawan oleh 'pemberontak Suriah'.
Arsyad (bukan nama sebenarnya), yang sekarang sedang ditahan
di sebuah gua di provinsi Idlib di utara Suriah, mengatakan kepada wartawan
British Sunday Teleghraph, bahwa dia menyadari kematiannya sudah dekat.
Berdasarkan laporan koran tersebut, bahwa demi gaji yang setara dengan 450 USD
plus bonus 150 USD untuk setiap korban, Arsyad menjadi pembunuh-pemerkosa
bayaran.
Parahnya, dia mengakui bahwa dia telah menikmati setiap
menit dari tugasnya itu. Arsyad berkata, "Kami mencintai Assad karena
pemerintahnya memberikan kami semua kekuatan. Jika saya ingin untuk melakukan
sesuatu, membunuh seseorang atau memperkosa seorang gadis, Saya bisa.
Pemerintah memberikan saya 30.000 Pound Suriah (SYP) dan bonus 10.000 SYP per
orang yang saya bisa tangkap atau bunuh. Saya telah memperkosa satu gadis, dan
komandan saya memperkosa berkali-kali. Hal itu biasa saja."
Arsyad ditangkap sepekan lalu pada saat terjadi baku tembak
dengan unit Brigade Tentara Kebebasan Suriah (FSA). Dia dipenjara di sebuah gua
di dataran tinggi yang sebelumnya digunakan oleh para 'pemberontak' Suriah
untuk bersembunyi dari kejaran pasukan loyalis Assad dan penyimpanan senjata.
Namun, setelah 16 bulan revolusi berlangsung, FSA telah lebih kuat militernya,
gua-gua di dataran tinggi itu kini berubah menjadi rumah tahanan bagi pasukan
loyalis Assad yang ditangkap.
Menurut laporan, Arsyad memiliki fisik dengan otot-otot yang
besar dan kuat -umumnya ciri-ciri anggota milisi Shabiha- yang dapat dengan
mudah dikenali sebagai milisi Shabiha, ketika dia ditangkap. Para tentara rezim
Assad biasa, mungkin akan diperlakukan layaknya tahanan perang, tapi anggota
Shabiha seperti Arsyad biasanya akan dieksekusi mati, mengingat kebiadaban yang
telah mereka lakukan di provinsi tersebut. Karena dia merasa sudah tak ada
harapan lagi, Arsyad mau membuka mulutnya untuk mengungkapkan tentang
kejahatan-kejahatannya selama ini.
"Teman-teman saya bergabung dengan Shabiha, dan mereka
mendorong saya untuk bergabung dengan mereka. Saya (awalnya) ragu-ragu, dan
orang-orang di pangkalan Pasukan Angkatan Udara lokal memukuli saya hingga saya
setuju. Saya diberitahu tentang orang-orang yang tidak menyukai Assad, saya
menangkap mereka dan menempatkan mereka di penjara. Pemerintah memberikan saya
senjata," ungkap Arsyad.
Arsyad juga menceritakan bahwa salah satu pemerkosaan yang
dia dan rekan-rekannya pernah lakukan, "Dia (gadis yang menjadi korban
-red) adalah seorang mahasiswi di Universitas Aleppo. Saat itu siang hari dan
saya berjalan-jalan (dengan kendaraan) di sekitar kota dengan bos saya. Dia
melewat di jalanan. Saya berkata kepada bos saya, 'Bagaiamana menurutmu tentang
gadis ini? Bukankah dia cantik?'. Kami menariknya dan menempatkan dia di dalam
mobil. Kami pergi ke sebuah rumah kosong (yang ditinggalkan) dan kami berdua memperkosanya.
Setelah selesai, kami membunuhnya. Dia mengenali wajah kami dan tetangga kami,
jadi dia tidak boleh dibiarkan hidup."
Arsyad juga mengatakan bahwa dirinya pernah membunuh sorang
pria pada saat demonstrasi anti-Assad berlangsung di kota di provinsi tersebut.
Arsyad juga tidak menunjukkan tanda-tanda kegelisahan di
wajahnya saat diwawancarai oleh wartawan, berbeda dengan yang pernah ditemui
oleh wartawan Sunday Teleghraph sebelumnya saat mengunjungi orang-orang yang
ditahan di penjara 'pemberontak' di Libya. "Sebaliknya, hanya sedikit
emosi yang ditunjukkan ketika saya bertanya kepadanya, mengapa dia nampak tanpa
emosi," kata wartawan Sunday Teleghraph.
Sebelum menjadi anggota Shabiha, "Saya tumbuh di sebuah
keluarga normal, saya diajari untuk menghormati wanita," kata Arsyad.
"Tetapi setan-setan mengendalikan jiwa saya pada hari-hari itu."
(siraaj/arrahmah.com)
_______________________________________________________________
Darah aku dah mendidih dengaq berita-berita macam ni. Dengan kes Marwa Sharbini lagi, Dr. Aafia Siddiqui lagi. Si s#@#&n sekor kat atas ni lagi.
Label:
Anti Syiah,
Muntahan kalbu,
Segelas sirap
Rabu, 16 Mei 2012
Video - Seorang kanak-kanak lelaki membaca Al-Quran untuk menahan rasa sakit
Video ini menayangkan seorang kanak-kanak lelaki cuba menahan rasa sakitdengan membaca Al-Quran ketika konflik di Syria. Video ini bertarikh 14 Mei 2012 dan dirakamkan di wilayah Rastan.
Rabu, 9 Mei 2012
Syria - Libya Kedua
Krisis Syria sehingga kini masih belum selesai sejak peristiwa kanak-kanak yang diseksa polis itu berlaku. Rupa-rupanya Syria tidak menggemari penyelesaian masalah yang lebih lembut seperti yang dilakukan Ben Ali, Ia lebih suka pendekatan keras Gaddafi dalam menangani revolusi di negaranya itu. Sebenarnya banyak unsur-unsur yang terlibat dalam menyalakan api revolusi di Syria selain faktor utamanya iaitu tempias revolusi di negara-negara jirannya yang dikenali dengan nama 'Arab Spring'.
Aku tidak mahu mengulas isu Syria dari segi sejarah sama ada bermula dari era Bandar Ebla yang bermula lebih kurang 3000 tahun sebelum kelahiran Nabi Isa A.S atau ketika kegemilangan bangsa Assyria atau juga pada waktu ia dikenali sebagai Sham pada ketika Baginda Rasulullah S.A.W. berdagang barang-barang Siti Khadijah, kerana itu akan memakan muka surat yang berjela-jela.
.jpg)
Jadi Bashar membesar dalam fahaman 'kekejaman adalah perlu untuk mewujudkan perasaan gerun rakyat kepada pemerintah' seperti yang diamalkan oleh parti bapanya. Pengunaan state of fear menjadi salah satu kaedah utama yang digunakan Parti Ba'ath untuk mengawal rakyat berbanding kaedah memenangi hati rakyat (winning heart), salah satu kejayaan kaedah yang digunapakai oleh Rejim Assad ini adalah tragedi Hama pada Februari 1982 yang telah berjaya menutup mulut rakyatnya atas kekejamannya itu, sehingga tiada seorang yang berani bangun melawannya. Bayangkan tragedi Hama itu telah mengorbankan sekurang-kurangnya 10,000 rakyat Syria manakala menurut Pertubuhan Hak Asasi Syria menjangka 20,000 yang terbunuh.
Jadi semakin Assad membesar, fahaman Ba'ath semakin sebati dengan pemikiran beliau. Ideologinya diburukkan lagi dengan anutan Syiah Nusairiyahnya (lebih sesuai dipanggil agama) , yang sememangnya memusuhi golongan Sunni. Persaudaraan Syiah itu juga membuatkan Iran dan Hizbullah dengan mengenepikan nilai-nilai kemanusiaan memberi sokongan penuh dan jitu kepada tindakan kejam rejim Syria ke atas rakyatnya. Pentadbiran Assad ke atas Syria sendiri telah menunjukkan diskriminasi yang sangat ketara ke atas Muslim Sunni yang mencakupi 84% dari rakyat Syria. Hampir 84% dari susun-atur kepimpinan Bashar Assad dijawat oleh kaum keluarga mereka yang terdiri dari tiga keluarga besar. Diantara orang penting di sebalik pembunuhan beramai-ramai Hama itu didalangi oleh Jeneral Rifaat Al-Assad, adik kepada presiden Assad. 6% lagi kepimpinan Syria dipegang oleh kaum Ajam dan 10% lagi golongan agama selain Islam dan Syiah. TIADA langsung wakil kepimpinan dari kelompok Ahli Sunnah Wal Jamaah.
.jpg)
.jpg)
Terdapat juga segelintir masyarakat Islam yang menyokong Syria atas alasan Barat sangat takut akan ancaman Syria dan sedang mencucuk jarum ke atas negara-negara Islam supaya bertelagah sesama sendiri dan ini melemahkan mereka, jadi kita mesti menyokong kerajaan Syria dalam menekan dan membunuh rakyatnya supaya Amerika dan Barat gagal menjatuhkan negara yang konon Islam itu. Alasan itu kurang tepat untuk isu ini (Syria), kerana hal ini lebih menjurus kepada isu jatuh bangun sebuah kekuasaan yang berusia hampir puluhan tahun tanpa bertukar dan isu ideologi.
Diantara bukti menunjukkan betapa assobiyah dan gila kuasanya rejim Assad ini, sehinggakan beberapa pemimpin Fatah ditahan tentera Assad di kem pelarian Palestin yang bersempadan dengan Syria kerana mengecam kekerasan Bashar Assad ke atas rakyatnya sendiri. Mereka sebenarnya tidak ambil kisah langsung apa yang terjadi kepada Palestin, malah terdapat beberapa laporan tidak rasmi yang mengatakan tentera Syria menceroboh khemah pelarian Palestin untuk menjejaki mereka yang mengecam tindakan kerajaan Syria. Malah kini mereka pergi lebih jauh dengan cuba bermain api dengan Turki pula.
Selain itu, ketebalan ideologi Syiah-Baathisme Bashar Assad ini juga telah diindoktrinisasikan secara intensif ke atas semua pihak berkuasa bersenjata Syria, terutamanya pihak tentera. Pengindoktrinasasiannya secara total fahaman Syiah dan Baathisme itu telah melahirkan ketumbukan pihak berkuasa yang sangat tidak berakhlak dan kejam. Hasilnya, maka kita dapat lihat banyak peristiwa-peristiwa yang merobek dan merogol akidah Umat Islam Sunni Syria!
Terdapat mereka-mereka yang ditahan Tentera Syria telah dipaksa mengucap dua kalimah syahadah yang telah diubahsuai dengan mengatakan Tiada Tuhan Yang Di Sembah Melainkan Basyar Assad! Jika enggan mereka akan disiksa atau dibunuh. Kita sebagai Umat Islam, merupakan satu keluarga yang besar! Tidakkah naluri kemanusiaan kita tersentuh melihat saudara-saudara se-Islam kita yang dilayan seperti anjing kurap oleh pemerintah mereka sendiri dan dirogol Akidahnya seperti kain-kain buruk yang dipijak-pijak!
Keganasan tentera-tentera Syria juga telah mengorbankan 19 orang doktor dan 40 pesakit di sebuah Hospital di wilayah Dogma. Terdapat juga wanita-wanita yang diculik setelah dirogol didepan keluarga-keluarga mereka. Rabitah Ulama Syria yang diasaskan oleh Dr. Ali As-Sobuni dan Rabitah Ulama Sedunia telah memfatwakan kepada rakyat Syria agar mempertahankan rumah mereka dari keganasan Tentera Syria hatta walaupun sebilah pisau dengan berdalilkan hadis berikut:
“Barangsiapa terbunuh mempertahankan hartanya, maka dia syahid ; barangsiapa terbunuh mempertahankan ahli keluarganya, maka dia syahid; atau mempertahankan agamanya, maka dia syahid”
dikeluarkan oleh Abu Daud dalam Sunannya (2/275) An Nasaie dan Tirmidzi dan disahihkan oleh Imam Al-Baniy dan Ahmad (1652 dan 1653) dari jalan Said Bin Zaid dan sanadnya Shahih.

Dan akhirnya, kita tetap menyokong Bashar Assad atas alasan ini adalah konspirasi Barat untuk menjatuhkan negara Islam Syria (kononnya) dengan menghantar memorandum sokongan kepada Kerajaan Syria di kedutaannya, DAN kita membutakan mata kita terhadap kekejaman Kerajaan Syria ke atas rakyatnya yang hanya menuntut hak, maruah dan Akidah Islamiyah mereka yang telah dicabul hanya kerana mereka bukan penganut Syiah dan Baath! Yang pada asalnya mereka hanya menuntut mayat KANAK-KANAK yang telah ditangkap pihak berkuasa Syria kerana menconteng ayat 'rakyat mahu jatuhkan kerajaan' di dinding sekolah mereka. Ya, kita pandang mengikut kacamata teori-konspirasi dulu dari sudut pandang ilmu Wahyu.
.jpg)
.jpg)
Label:
Anti Syiah,
Merungkai simpulan benang
Isnin, 13 Februari 2012
Dokumen Rahasia Ungkap Peran Iran dalam Penindasan Revolusi Suriah

Teheran terus memberikan dukungannya terhadap rezim Bashar al-Assad, di mana mereka memberikan dukungan hingga satu miliar dolar untuk mengatasi sanksi yang dikenakan terhadap Suriah yang melakukan penindasan terhadap pemberontakan rakyatnya sendiri.
Dokumen rahasia Suriah mengungkapkan bahwa Teheran telah mengalokasikan satu miliar dolar untuk mengimpor barang dalam upaya membantu rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatasi sanksi minyak dan perbankan yang dijatuhkan kepada pemerintahannya.
Dokumen rahasia yang terbongkar adalah milik Kementerian Urusan Kepresidenan Suriah. Dan menurut laporan media dokumen itu menyatakan bahwa Iran telah menyiapkan satu miliar dolar untuk mengimpor barang-barang dari produk Suriah. Selain itu Iran juga akan mengekspor bahan dan peralatan serta bahan baku yang dibutuhkan oleh pasar Suriah.
Laporan media menjelaskan bahwa dokumen ini bocor setelah terjadinya "pembajakan" terhadap e-mail Kantor Assad baru-baru ini.
Dokumen rahasia yang ditandatangani oleh Menteri Urusan Kepresidenan Mansour Azzam, pada Desember tahun lalu, merangkum pembicaraan antara delegasi pejabat tinggi Iran dan Suriah, terkait bagaiman mengatasi sanksi-sanksi negara Barat dan Arab terhadap Suriah dengan mengkaji pengalaman dari Iran.
Dokumen itu mengatakan adanya kunjungan delegasi Iran ke Suriah, yang termasuk 10 pejabat dari Kantor Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan bank sentral Iran serta sejumlah kementerian. Dan delegasi bertemu dengan Perdana Menteri Suriah Adel Safar, Gubernur Bank Sentral Suriah dan menteri keuangan, sembari mengumumkan adanya alokasi satu miliar dolar untuk membeli produk Suriah, dengan imbalan Suriah menyetujui Iran akan memasok pupuk dan bahan baku untuk pembuatan petrokimia yang dibutuhkan oleh Suriah.
Delegasi Iran tersebut juga berjanji untuk membeli 150 ribu barel minyak mentah per hari Suriah untuk satu tahun. Kedua negara juga membahas cara mengatasi sanksi yang dikenakan pada sektor penerbangan.
Kedua belah pihak memutuskan untuk mendirikan sebuah bank bersama dan mentransfer uang melalui Rusia dan Cina.
Sedangkan surat kabar Inggris melaporkan bahwa Komandan militer Al-Quds Brigadir Jenderal Qassim Soleimani, telah mengunjungi Damaskus untuk memberikan nasihat kepada rezim Suriah dalam menekan revolusi di Suriah.
Media juga melaporkan bahwa Teheran baru-baru ini mengirim 15 ribu tentara dari tentara elit Al-Quds dari Garda Revolusi Iran, yang dipersenjatai dengan senjata lengkap.
(fq/imo)
(fq/imo)
Khamis, 2 Februari 2012
Jumaat, 20 Januari 2012
Jumaat, 3 Jun 2011
Mossad: Kemenangan Ikhwan Lebih Berbahaya dari Nuklir Iran
Jumaat, 03/06/2011 07:55 WIB
Beberapa mantan pejabat Dinas Intelejen Israel Mossad, perwira militer, dan juga analis strategi Isarel memperingatkan akan bahaya besar jika sayap al-Ikhwan al-Muslimun (Ikhwan) berhasil memenangkan pemilu dan menguasai pemerintahan Mesir.
Surat kabar Israel Jerusalem Post (2/6) mengutip pernyataan para pejabat senior itu, bahwa bahaya Ikhwan jauh lebih besar bagi Israel dari pada kemungkinan berhasilnya Iran menguasai senjata nuklir.
Sementara itu, para petinggi militer dan badan keamanan Israel memperingatkan peluang dan kemungkinan besar yang dimiliki Ikhwan untuk bisa sampai pada kursi kekuasaan di Mesir. Pasca revolusi 25 Januari, Ikhwan adalah jemaat, organisasi, dan unsur politik terbesar dan terkuat di Mesir.
Kekuatan Ikhwan semakin membesar setelah beberapa anggota Ikhwan mendeklarasikan sebuah partai, yaitu Partai Keadilan dan Kemerdekaan (Hizb al-'Adalah wa al-Hurriyyah) yang berazaz terbuka, nasionalis, dan demokratis. Strategi ini menjadikan partai dirian Ikhwan tersebut semakin berpeluang untuk mendulang lebih banyak suara. Wakil ketua umum partai sendiri adalah seorang Kristen. (pk/asq/jsp)
Sumber: Era Muslim ___________________________________________________________
Beberapa mantan pejabat Dinas Intelejen Israel Mossad, perwira militer, dan juga analis strategi Isarel memperingatkan akan bahaya besar jika sayap al-Ikhwan al-Muslimun (Ikhwan) berhasil memenangkan pemilu dan menguasai pemerintahan Mesir.
Surat kabar Israel Jerusalem Post (2/6) mengutip pernyataan para pejabat senior itu, bahwa bahaya Ikhwan jauh lebih besar bagi Israel dari pada kemungkinan berhasilnya Iran menguasai senjata nuklir.
Sementara itu, para petinggi militer dan badan keamanan Israel memperingatkan peluang dan kemungkinan besar yang dimiliki Ikhwan untuk bisa sampai pada kursi kekuasaan di Mesir. Pasca revolusi 25 Januari, Ikhwan adalah jemaat, organisasi, dan unsur politik terbesar dan terkuat di Mesir.
Kekuatan Ikhwan semakin membesar setelah beberapa anggota Ikhwan mendeklarasikan sebuah partai, yaitu Partai Keadilan dan Kemerdekaan (Hizb al-'Adalah wa al-Hurriyyah) yang berazaz terbuka, nasionalis, dan demokratis. Strategi ini menjadikan partai dirian Ikhwan tersebut semakin berpeluang untuk mendulang lebih banyak suara. Wakil ketua umum partai sendiri adalah seorang Kristen. (pk/asq/jsp)
Sumber: Era Muslim ___________________________________________________________
Ya saudara-saudari sekalian. Kenyataan ini dikeluarkan oleh Israel selepas pertemuan rahsia diantara kerajaan Israel dan Iran.
Langgan:
Catatan (Atom)